Harus kah senja menjadi pemisah di
antara kita
Mungkin
semua orang sangat suka waktu senja. Waktu penanda dimana akan menjadikan siang
sebagai malam, sebagai pemisah anatara siang dan malam, senja begitu indah melukiskan rona warna
jingga pada alam sebuah kreasi terhebat dari Tuhan sebagai pemilik segala alam
beserta isi, dialah yang menyusun senja sedemikian rupa hingga memancarkan
cahaya indah sebelum menenggalamkannya, agar orang orang pandai bersyukur atas
ciptaannya.
Banyak
hal yang ku dapat dari indahnya cahaya senja pada petang saat malam mulai
menyambut, senja yang menyuguhkan nuansa yang sangat indah kala akan tenggelam
menyisakan sebuah cerita tentang kenangan
dan kisah yang tak seindah senja.
1. Senja mengajarkan arti sebuah keikhlasan
Mentari yang
selalu setia bersinar meski kabut awan kadang menyelimuti langit, bahkan saat
hujan turun mentari pun berusaha terus bersinar untuk menerangi bumi, itulah
kesetiaan sang mentari untuk bumi, namun saat senja telah tiba itupun pertanda
sang mentari akan pamit. Entah!!! Apakah mentari yang yang meninggalkan bumi
ataukah justru bumi yang meninggalkan
mentari demi sang rembulan yang menunggu di kala malam mulai menyapa.
Di penhujung
senja bahkan sang mentari berusaha memancarkan sinar terbaiknya agar menjadi
kenangan manis dipertengahan malam.
Senja
mengajariku tentang pisah sebagaimana ia memisahkan siang dan malam, haruslah tertanam sebuah ikhlas dalam benak
hati bila pada saatnya pisah itu tiba pada masanya, kita pun tak bisa menawar
karena itu sudah menjadi ketentuan bahwa ada pertemuan ada perpisahan. Sesuatu
yang kita genggam erat bila sudah masanya dia akan terlepas jua, walaupun berat
rasanya untuk membuka genggaman yang sudah lama kita kepal. Kita pun harus
belajar ikhlas untuk melepas segala sesuatu
yang sedari dulu kita cintai, yang sejak lama kita jaga namun akhirnya
terlepas.
Sahabat,, tak
tau bertemu awalnya darimana kita rangkul dalam ikatan yang erat, merangkulnya
agar kita tetap sama, tak pernah tergelitik dalam benak tentang perpisahan
karena perpisahan adfalahujung dari sebuah pertemuan yang mungkin kebanyakan orang
tak pernah mendambakannya. Perpisahan adalah akhir dari sebuah cerita yang
pernah terjalin yang begitu indah memancarkan cinta dan kasih pada akhirnya
akan menyisakan sayatan hati yang perih.
Pada senja aku
belajar tentang semuanya, mentari yang tenggelam petang ini masih akan masih
akan menyinari bumi pada esok hari dengan suasana yang baru, meski seribu luka
masih membekas. Senja jua mengajariku tentang keikhlasan bahwa apa yang kita
miliki saat ini tak selamanya akan menjadi milik kita bisa saja esok atau lusa
dia akan pergi seperti senja yang sehari penuh memancarkan sinar matahari namun
tak selamanya ia akan bersinar karena ada rembulan yang akanmenggantikannya di
malam hari. Lepaskan dengan ikhlas biarkan ia berjalan sesuai porosnya. Kelak
dia akan datang lagi hati ini dengan lapang akan menyambut.
2. Senja mengajarkanku arti sebuah
rindu
Kala senja,
piringan mentari telah tenggelam di ufuk barat, hanya terlihat cahaya jingga yang masih terpancar membias alam,
meninggalkan seribu kisah.
Pamitnya mentari
di kala senja akan meninggalkan kesunyian yang mendalam pada kehidupan malam.
Hanya ada bintang dan rembulan sebagai penerang yang terkadang tak terlihat
kala langit diselimuti awan pekat. Terlebih dengan rasa rindu,, seakan datang merasuk
jiwa membisik dalam kesunyian seperdua malam saat semua mahluk terlelap.
Terbayang wajah
anggunmu pada senyuman mentari di saat senja perlahan namun pasti meninggalkanku
bersama kesendirian, ku ingin sekali meraihmu namun langkahku sontak terhenti,
tersadar aku telah di tepi jurang. Aku tak punya sayap untuk terbang bersamamu,
aku hanya menyaksikanmu dari jauh pergi bersama sang mentari. Ku ingin
melambaikan tangan namun tak sanggup ku ayunkan. Kini pilu menyayat hati suatu
kedamaian yang didamba harus pergi bersama mentari dipenghujung senja, namun
Kau meninggalkan seribu kisah tentang sebuah perjalanan hidup.
Pada senja aku
tahu arti sebuah rindu, saat mentari sudah tak terlihat burung burung berkicau sibuk mencari tempat
tidur orang orang berlalu lalang
mempercepat langkah pulang ke rumah mereka. Kini malam mulai terlukis pandangan
kian gelap, sunyi mulai menyusup dalam kesendirianku menyusuri ruang hati. Kembali
mengingat wajahmu yang terlukis pada sinar mentari. Oh betapa kesendirian membuatku
rapuh tak bisa berdaya. Ku coba mengurai rindu bersama senyummu yang masih
membekas dalam diri ini, namun itu tak cukup untuk menghapus sebuah rindu. Aku
hanya berharap kau akan terbit esok bersama mentari dikala fajar.