Pages

Wednesday, April 25, 2018

ku urai rindu di sudut teras


Terbesit rindu  diantara sejuknya angin malam dan terangnya cahaya bintang, hanya mampu terurai di sandaran tembok orange di sudut teras.
1.    Mentari dan pagi
Pagi,, selalu setia bergandengan dengan mentari. Dikala mentari sudah terbit di ufuk timur sebgai pertanda waktu pagi telah tiba. Mentari tak selamanya bergandeng dengan pagi, mentari hanya punya sedikit waktu untuk menemani pagi. Karena mentari harus melangkah demi tugas yang ia emban dari sang Tuhan. Ia memang punya tugas untuk menyinari bumi sepanjang hari. Namun terkadang banyak hambatan ia harus temui. Di kala awan putih kehitaman menjalar menutupi langit biru sebagai pertanda akan datangnya hujan, tapi sang mentari tak pernah enggan menutup sinarnya, ia senantiasa bersinar walau hujan harus menghalangi sinarnya. Saat hujan turun ia pun justru tersenyum melihat warna warni pelangi yang terpancar indah di bawah bumi.
            Saat tugas sang mentari telah usai ia tak pernah lupa akan pagi yang menunggunya dari kemarin. Di balik tugas yang ia emban ia tak pernah lupa dengan pagi. Kini waktunya sang mentari memeluk pagi mengurai rindu yang ia pendam dari kemarin......
2.      Angin malam
Dinginnya menusuk hingga ke dalam tulang,,, mengalirkan rindu yang semakin mendahaga. Hanya bisa merenung di antara hamparan hiasan lampu kendaraan yang lalu lalang, sepi berteman alunan suara kendaraan yang tak beraturan liriknya,,
          Kepada angin malam sang pembawa pesan kerinduan kedalam hati yang sudah tak berdaya, sepi merasuk merenung tentang khilaf yang sering ku ulang sehingga terkadang melahirkan kecewa yang membuat luka pada dia,, walau sering ku coba memperbaiki namun tetap saja hanya kecewa yang ia dapati,, pada malam di saat brising kendaraan mulai redam di tembok sederhana  bersandar menengadah ke awan biru penuh bintang   aku merenung tentang setiap kegagalan yang tak kunjung bisa ku urai... aku sangat mencintainya namun aku tak mampu membuatnya merasakan surga cinta di atas perbedaan kami.
Di kala malam, angin berhembus begitu tenangnya namun tetap mengayunkan dedaunan,, aku sering meratap dan bertanya apa yang terjadi dalam diriku Tuhan?? Di saat ada seorang insan yang mampu menumbuhkan cinta dalam hidupku tapi aku tak bisa memberinya pelangi,,,
Di kala malam aku merenung tentang segala dosa dan salah sehingga aku tak mampu memberi bahagia pada orang yang amat aku cinta.....
3.      Jarak dan rindu
Jauh dan rindu adalah hal yang tak bisa terpisahkan dan saling bergenggaman,, jauh yang melahirkan rindu. Bila seandainya tak ada jarak yang memisahkan mungkin saja rindu tak pernah terbesit alam hati,,,  rindu itu sangat nikmat juga sangat menyiksa,, akan sangat nikmat bila selalu ada kabar mengobati rasa namun akan sangat menyiksa jika kabar tak kunjung tiba,, hati yang rindu akan selalu mencari kabar yang belum juga tiba.  dahaga bahagia serasa langsung terobati jika perpisahan yang terlalu lama akan bergenggam dengan pertemuan, senikmat meneguk segelas air putih saat buka puasa setelah seharian menahan dahaga, seperti pagi dan mentari yang pada akhirnya bertemu juga setelah kemarin berpisah,, betapa nikmat sebuah pertemuan setelah jarak yang memisahkan di hari kemarin.....
4.      Ku urai rindu di sudut teras
Rindu adalah hal yang lumrah bagi setiap insan yang memiliki cinta yang kuat, karena orang yang mencintai akan selalu membias rindu.
           Berbagai rintang berlalu lalang berbagai masalah datang tiada henti, mungkin inilah konsekuensi dari sebuah hubungan dengan jarak terpisah. Malam malam di lewati   bersama hanya memunculkan masalah namun itu tiada menyurutkan rindu, tak sedikitpun rindu ini padam.
          Aku memang banyak salah, aku memang belum bisa menuruti segalanya, aku sadar seribu kekuranganku menyertai rasa cinta kepadamu,,, cinta ku persembahkan hanya bermodal tulus yang ternyata tak ada arti tanpa bukti yang nampak, karena katanya isi hati tak pernah ada yang tahu.
          Waktu terus berjalan ku lewati tanpa pamrih,, malam malam ku menyudut memandang diriku yang tak pernah bisa memberi makna terindah pada dikau yang terpatri,, di sudut teras ku mengurai rindu yang perih bersama bintang bintang yang terpancar seakan mewakili dirimu yang ku pandang mengobati rindu yang menjulang.
 Teruntuk dirimu selain ku persembahkan cinta yang tak terlihat nyata, juga ku persembahkan  segenggam ucapan “maaf” atas kegagalanku mencintaimu dengan utuh hingga menggoreskan luka dan kecewa pada hatimu bersih... dengan penuh rendah diri pada diri yang tak tahu diri aku meminta maaf atas luka yang kau dapati di antara ketulusan cinta yang coba ku beri,,,,,,
Ku menunduk di sudut teras ku coba mengurai rindu dengan air mata cinta,,,,,....
 F


2 comments: