Pages

Tuesday, June 16, 2020

sore dan damainya | catatan kecilku



Kedatangan senja indah berkilau di tepi barat. Hadirnya dinantikan oleh para hati yang sedang bersedih, mungkin senja adalah tempat curahan yang paling tepat,, ah senja nan indah akan selalu hadir untuk sekedar mendengarkan keluhan penggemarnya. Kesetiaan senja tak pernah pudar, meski hujan kadang mengguyur bumi namun ia akan tetap berusaha sunggingkan senyum manisnya untuk menyapa jiwa yang sedang diguyur kepedihan. Aku kagum pada senja, yang selalu hadirkan damai. Sore sugughkan angin sepoi melambai tiupkan ketenangan. Sore adalah nikmat yang tiada habis, bnetangan pohon nan menjulang ke angkasa tak lupa hadirkan kesejukan, rumput nan hijau pelengkap keindahan meski sedang gersang ia tetap hadirkan keindahannya meskipun ia harus berubah jadi kecoklatan, tak ada alasan untuk tidak memberikan kedamaian pada pemilik hati yang sedang luka. Sore, senja, angina sepoi, rindangnya pohon dan mekarnya rerumputan adalah mereka yang senantiasa setia menjadi obat bagi hati yang sedang terluka. Aku bersyukur pada setiap hembusan nafas atas beribu nikmat yang Tuhan titipkan lewat waktu sore.
            Tak ada dusta pada setiap menu senja yang tersaji. Hamparan jingga tunaikan jujur, damai tak ada curiga padanya, kita belajar arti sebuah damai, kedamaian yang tersaji dipenhghujung sore tatkala senja menghapus luka, menyapu duka serta gundah. Yah sore yang selalu menyajikan kedamaian.
            Tak ada lagi nama yang terlukis, raut wajahmu yang kadang masih terbayang dalam angan kini telah bersih disapu angina sore nan sejuk ini, mungkin nama dan wajah itu tak langsung hilang dalam sekali kucek namun akan bersih dalam limakali bilas. Tenanglah karena ragaku tak lagi merengek-rengekkan hadirmu..  bersama senja, aku pergi. Senja membawaku kealam lain menemui dunia baruku. Bintang bintang sinari gelapku dan bulan sabit mengajariku untuk menerangkan hati walau ia sedang berkabut air mata. Aku telah berada pada titik ikhlas dimana diriku telah merelakan segala liku liku perjalananku bersamamu. Aku tak akan kembali meski suatu saat tanganmu ingin meraih punggungku.
Menikmati angin sore seperti menikmati separuh isi alam ini, padanya aku belajar bersyukur bahwa setelah perjalanan yang sungguh melelahkan sandaran paling istimewa untuk merebahkan tubuh adalah pada rumput yang selalu setia menjadi tempat rebahan. Tak ada yang lebih indah dari angin sore tatkala ia kibaskan  sayap sendunya menyambar wajah kusam penuh lara. Sekarang aku mengerti mengapa pelangi menyibakkan warna warninya setelah mentari diguyur hujan, karena bahagia itu akan terasa nikmat setelah lelah berhasil memenangi pertarungan.
Tak ada perjalanan tanpa ujian, setiap hentakan langkah akan menapaki ujian. Namun percayalah bahwa akan datang pelangi merubah segalanya jadi indah, jangan ragu dalam perjalanan kisah demi kisah yang dilalui, selain melukis kenangan juga memberikan pelajaran berharga. Karena setelah air mata lelah berderai, sore dan anginnya akan membasuhnya, senja dan dan senyumnya akan membakar semangat untuk bangkit dan berjalan lagi melupakan masa lalu yang kelam,memulai langkah baru dengan kertas baru. karena setelah awan berlalu langit kembali jadi biru. Percayalah akan datang bahagia dan kepedihan akan berlalu.

No comments:

Post a Comment